Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan dalam keseluruhan tahun 2021 pertumbuhan ekonomi akan berkisar 3,5 hingga 4 persen. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi minus 0,7 persen di kuartal pertama dan terus membaik di kuartal kedua dan ketiga masing-masing sebesar 7,07 persen dan 3,5 persen.
“Ini artinya kita akan berharap di kuartal IV pertumbuhannya ada di atas 5 persen,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual Kamis, 25 November 2021.
Adapun indikator konsumsi dan produksi terkini menunjukkan penguatan yang solid seiring pengendalian pandemi Covid-19 yang membaik di Indonesia. Optimisme konsumen terus menguat tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 113,4 atau tumbuh 43,5 persen karena dipengaruhi oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat.
Indeks penjualan ritel juga diperkirakan membaik pada Oktober, sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat. Sementara itu, indeks nilai belanja mandiri pada akhir Oktober tercatat sebesar 115,2 atau menguat 15 persen di atas level pra pandemi.
Pada sisi produksi, PMI manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 kembali mencatatkan rekor yaitu 57,2. Impor bahan baku dan barang modal yang tumbuh sangat tinggi sebesar 55,8 persen dan 29,4 persen menunjukkan adanya aktivitas produksi domestik yang terjaga. Pertumbuhan konsumsi listrik secara year on year juga tetap menunjukkan level positif pada Oktober utamanya pada sektor bisnis dan industri.
“Kita harus menjaga agar mobilitas masyarakat kita yang mulai baik, PMI yang membaik, dan konsumen confidence-nya membaik ini tidak disertai kenaikan Covid sehingga kita tetap bisa menjaga pemulihan ini,” ujarnya.
Lebih jauh Sri Mulyani berharap di kuartal keempat APBN bisa dilaksanakan secara optimal, terutama dari sisi belanja baik itu belanja Kementerian/Lembaga maupun belanja dari pemerintah daerah yang masih sangat besar sekali. Belanja negara juga diharapkan bisa dieksekusi dengan optimal pada bulan-bulan terakhir ini.